Artikel
ilmiah adalah adalah representasi hasil pemikiran penulis atas suatu objek
kajian kepada pembaca melalui bahasa tulis dengan mengikuti sistematika dan
kaidah penulisan ilmiah. Pengertian artikel ilmiah tersebut memiliki beberapa
dimensi/aspek. Pertama, adanya dimensi hasil pemikiran atas suatu objek kajian
yang dapat berupa temuan penelitian atau gagasan analisis kritis. Kedua, adanya
dimensi bahasa tulis sebagai alat merepresentasikan hasil pemikiran penulis
dalam bentuk satuan-satuan makna dan penanda-penanda hubungan satuan-satuan
makna secara eksplisit. Ketiga, adanya dimensi sistematika yang dijadikan unsur
pembeda antara bentuk karya tulis artikel dengan bentuk karya tulis yang lain. Keempat,
adanya dimensi kaidah penulisan yang harus ditaati, baik yang bersifat
“universal” maupun bersifat selingkung.
Apabila
hasil pemikiran atas suatu objek kajian berupa temuan penelitian, maka artikel
ilmiah kelompok ini disebut artikel hasil penelitian. Sedangkan apabila hasil
pemikiran atas suatu objek kajian berupa gagasan atau telaah dan anlisis
kritis, maka artikel ilmiah kelompok ini disebut artikel konseptual atau artikel
nonpenelitian (Universitas Negeri Malang, 2000).
KAIDAH PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Dalam penulisan artikel ilmiah (hasil
penelitian atau hasil pemikiran) perlu diperhatikan dan diterapkan
kaidah-kaidah penulisan yang telah ditetapkan. Kaidah penulisan artikel ilmiah
dapat dipilah menjadi dua, yaitu kaidah-kaidah penulisan yang bersifat
“universal” dan kaidah-kaidah penulian yang bersifat ‘selingkung”. Secara umum
kaidah penulisan yang bersifat ‘universal’ lebih terfokus pada aturan-aturan
penggunaan bahasa Indonesia yang berkaitan dengan norma ketatabahasaan, dalam hal ini
norma bahasa Indonesia baku dan tidak baku
(Lumintaintang,1996).
Kaidah penulisan artikel ilmiah yang
bersifat selingkung berkaitan dengan norma-norma penulisan artikel ilmiah yang
bertolak dari konvensi aturan-aturan penulisan yang bersifat teknis yang harus
diikuti oleh penulis artikel untuk wadah terbitan satu dengan yang lain biasa
tidak sama. Karena itu, penulis artikel perlu mengetahui aturan yang ditetapkan
oleh wadah terbitan menjadi tujuannya, misalnya kaidah selingkung Jurnal Ilmu
Pendidikan (JIP) jika panulis hendak mengirimkan artikelnya ke JIP.
KAIDAH PENULISAN UNIVERSAL
Tata tulis artikel yang bersifat
“universal” (dalam konteks Indonesia
) mengacu pada penggunaan ragam bahasa Indonesia
(tulis) yang baku .
Unsur utama dalam bahasa Indonesia (tulis) yang baku adalah ejaan. Ejaan dalam penyampaian ide/gagasan seseorang secara
tertulis direpresentasikan dengan kata kepada orang lain (sasaran komunikasi) mempunyai
kedudukan yang sangat penting. Dikatakan oleh Rifai (1995) bahwa kata yang digunakan untuk menyampaikan satuan-satuan makna
dengan corak, nuansa dan kekuatan yang berbeda-beda. Kekuatan kata dalam bahasa
tulis sepadan dengan warna dalam lukisan, nada dalam musik, dan bentuk dalam
ukiran. Unsur utama dalam bahasa tulis (ejaan) inilah yang membedakannya dengan
ragam bahasa lisan, yang lebih menekankan unsur lafal. Sedangkan unsur yang lain yang menjadi ciri bahasa Indonesia
tulis yang baku
adalah peristilahan, bentuk dan pilihan kata, pengalimatan, pengalinaan, dan
tanda baca (Lumintaintang,1996).
Unsur-unsur bahasa Indonesia (tulis) diatas harus
diperhatikan, dicermati, dan digunakan dalam menulis artikel ilmiah. Hal ini
mengarahkan kita untuk mengatakan bahwa tidak tepat lagi pemakaian tanda baca (koma)
yang dihubungkan dengan panjang-pendeknya nafas. Mengapa? arena dalam
penyampaian gagasan ide seseorang yang dipresentasikan dengan bahasa tulis, setiap
pemakaian tanda baca akan memiliki nilai semantik.
Penerapan kaidah-kaidah penulisan
yang bersifat “universal” dalam penulisan artikel ilmiah, berdasarkan
pencermatan beberapa artikel yang masuk ke Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP) selama
ini, masih banyak mengalami kendala. Fenomena ini mungkin disebabkan oleh
antara lain adanya ragam kedwibahasaan penulis, penekanan unsur utama yang
berbeda antara bahasa tulis dan bahasa lisan, dan sikap penulis terhadap bahasa
Indonesia yang belum sepenuhnya positif.
SISTIMATIKA PENULISAN
Sistematika
perjenjangan atau peringkat judul artikel dan bagian-bagiannya dilakukan dengan
menggunakan jenis huruf yang berbeda, cetak miring, an letaknya pada halaman
(bukan menggunakan angka atau abjad). Penanda jenjang atau peringkat dilakukan
dengan cara berikut.
(1)
Peringkat
1 ditulis dengan huruf besar semua, bold
, dan diletakkan di tengah judul (judul artikel)
(2)
Peringkat 2 ditulis dengan huruf besar semua, bold, dan diletakkan di tepi kiri
(3)
Peringkat 3 ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan letakkan di tepi kiri
(4)
Peringkat 4 ditulis dengan huruf besar kecil
dengan cetak miring, bold, dan
diletakkan di tepi kiri
Cara
Merujuk
Secara
umum cara merujuk dalam penulisan artikel ilmiah dapat dipilah menjadi tiga
yaitu perujukan dengan menggunakan catatan kaki, perujukan dengan menggunakan
catatan akhir, dan perujukan dengan menggunakan tanda kurung. Perujukan dengan
menggunakan catatan kaki (foot note)
yaitu dengan cara menyebut langsung informasi sumber rujukan secara lengkap
pada akhir setiap halaman sesuai dengan urutan tanda pengacuan dalam teks. Informasi
sumber rujukan pada catatan kaki meliputi nama pengarang, judul sumber rujukan,
kota tempat penerbitan, penerbit, tahun dan nomor halaman. Sedangkan untuk
merujuk karya yang telah dirujuk sebelumnya, tetapi halaman yang dirujuk
berbeda, digunakan singkatan op.cit dengan
diikuti nomor halaman sumber yang dirujuk. Apabila akan merujuk suatu karya ulang
telah dirujuk sebelumnya pada halaman yang sama dan telah diselang oleh
perujukan sumber lain, digunakan singkatan Loc.cit.
Perujukan
dengan menggunakan catatan akhir prinsipnya tidak berbeda dengan cara
pertunjukan yang menggunakan catatan kakai. Bedanya, pada rujukan cara ini
informasi sumber rujukan secara lengkap diberikan pada akhir tulisan dengan
urutan yang sesuai dengan tanda pengacuan yang digunakan dalam teks.
Di UNM,
digunakan perujukan dengan tanda kurung. Perujukan dengan tanda kurung adalah
perujukan yang dilakukan dengan menggunakan nama akhir dan tahun yang di
cantumkan di antara tanda kurung. Jika ada dua pengarang, perujukan dilakukan
dengan cara menyebut nama akhir kedua pengarang tersebut. Jika pengarangnya
lebuh dari dua orang, penulisan rujukan dilakukan dengan cara menulis nama
pertama dari pengarang tersebut diikuti dengan dkk. Jika nama pengarang tidak disebutkan, yang dicantumkan dalam
rujukan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen, atau nama koran. Untuk
karya terjemahan, Perujukan dilakukan dengan cara menyebutkan nama pengarang
aslinya. Rujukan dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh pengarang yang
berbeda dicantumkan dalam satu tanda kurung dengan titik koma sebagai tanda
pemisahnya.
Cara Merujuk Kutipan Langsung
Kutipan
kurang dari 40 Kata
Kutipan
yang berisi kurang dari 40 kata ditulis di antara tanda kutip (”...”) sebagai
bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama pengarang, tahun dan
nomor halaman. Nama pengarang dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau
menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung.Lihat contoh
berikut.
Nama pengarang disebut dalam teks secara terpadu.
Contoh:
Soebronto (1990:123)
menyimpulkan ”ada hubungan yanmg erat antara faktor sosial ekonomi denagn
kemajuan belajar ”.
Nama pengarang disebut bersama dengan
tahun penerbitan dan nomor halaman.
Contoh:
Kesimpulan dari penelitian
tersebut adalah ”ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan
kemajuan belajar” (Soebronto,1990:123).
Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip
tunggal (’...’).
Contoh :
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah ”terdapat
kecenderungan semakin banyak ’campur tangan’ pimpinan perusahaan semakin rendah
tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan” (Soewignyo,1991:101).
Kutipan
40 kata atau lebih
Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa
tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului, ditulis 1,2 cm (1 spasi)
dari garis tepi sebelah kiri dan kanan, dan diketik dengan spasi tunggal. Nomor
halaman juga harus ditulis.
Contoh:
Suyanto (1998:202) menarik kesimpulan sebagai
berikut.
Alih latihan memungkinkan
mahasiswa memanfaatkan apa yang didapatkan dalam PBM untuk memecahkan persoalan
riel dalam kehidupan. Kemampuan transfer telah dimiliki oleh mahasiswa jika
mahasiswa itu mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan, informasi, dan
sebagainya sebagai hasil belajar pada latar yang berbeda (kelas, laboratorium, simulasi,
dan sejenisnya) ke latar yang riel, yaitu kehidupan nyata dalam masyarakat. Jika
kemampuan ini dapat dibekalkan kepada mahasiswa, mereka akan memiliki wawasan
pencipta kerja setelah lulus dari perguruan tinggi.
Jika
dalam kutipan terdapat paragraf baru lagi, garis barunya dimulai dengan lima
ketukan lagi dari tepi garis teks kutipan.
Kutipan
yang Sebagian Dihilangkan
Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam
kalimat yang dibuang, maka kata-kata yang dibuang diganti dengan tanda titik.
Contoh:
”Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan
di sekolah... diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru” (Manan, 1995: 278).
Apabila
ada kalimat yang dibuang, maka kalimat yang dibuang diganti dengan empat titik.
Contoh :
”Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan
koordinasi antara mata, tangan, atau bagian tubuh lain... Yang termasuk gerak
manipulatif antara lain adalah menangkap bola, manendang bola, dan menggambar” (Asim,1995:315).
Cara Merujuk kutipan tidak langsung
Kutipan
yang disebut secara tak langsung atau dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri
ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama pengarang bahan kutipan
dapat disebut terpadu dalam teks, atau
disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Jika memungkinkan nomor
halaman disebutkan. Perhatikan contoh berikut.
Nama
pengarang tersebut terpadu dalam teks.
Contoh :
Salimin (1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun
ketiga lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat.
Nama
pengarang disebut terpadu dalam kurung bersama tahun penerbitannya.
Contoh:
Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik dari pada
mahasiswa tahun keempat (Salimin, 1990:13).
Cara
Menulis Daftar Rujukan
Daftar
rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya
yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yang
dibacaakan tetapi tidak dikutip seyogyanya tidak dicantumkan dalam daftar
rujukan, sedangkan semua bahan yang dikutip secar langsung ataupun tidak
langsung dalam teks harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Pada dasarnya, unsur
yang ditulis dalam daftar Rujukan secara berturut-turut meliputi (1) nama
pengarang ditulis dengan urutan :nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa
gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk subjudul, (4)tempat
penerbitan, dan (5) nama penerbit. Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi
tergantung jenis sumber pustakanya. Jika penulisnya lebih dari satu, cara
penulisannya sama dengan penulis pertama.
Nama
pengarang yang terdiri dari dua bagian ditulis dengan urutan: nama akhir
diikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak disingkat tetapi harus konsisten
dalam satu karya ), diakhiri dengan titik. Apabila sumber yang dirujuk ditulis
oleh tim, semua nama penulisnya harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
Rujukan dari buku
Tahun penerbitan ditulis setelah nama pengarang, diakhiri
dengan titik. Judul buku ditulis dengan huruf miring, dengan huruf besar pada
awal setiap kata, kecuali kata hubung. Tempat penerbitan dan nama penerbit
dipisahkan dengan titik dua (:).
Contoh :
Strunk, w., Jr.& White, E.B. 1979. The Elements of Style (3rd
ed.). New York :
Macmillan.
Dekker,
N. 1992. Pancasila sebagai ideology bangsa: Dari pilihan
satu-satunya ke satu-satunya Azas. Malang: FPIPS IKIP MALANG.
Jika ada
beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan
diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti oleh
lambang a, b, c, dan seterusnya yang urutannya ditentukan secara kronologis
atau berdasarkan abjad judul buku-bukunya.
Contoh:
Cornet,
L. & Weeks, K.1985a.Carrer Ladder
plans: Trends and Emerging Issues-1985 .
Atlanta ,GA : Carrer Ladder Clearinghouse.
Cornet,
L. & Weeks, K. 1985b.Planning Carrer
Ladders:Lessons from the states. Atlanta , GA :
Career Ladder Clearinghouse.
Rujukan
dari Buku Yang Berisi Kumpulan Artikel (Ada
Editornya)
Cara menulis rujukan dari buku
berisi kumpulan artikel yang ada editornya adalah seperti menulis rujukan dari
buku ditambah dengan tulisan (Ed.) jika ada satu editor dan (Eds.) jika
editornya lebih dari satu, di antara nama pengarang dan tahun penerbitan.
Contoh:
Lethridge, S. & Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilinggual education: Teaching English as a Second Language. New York : Praeger.
Aminuddid
(Ed.). 1990. Pengembangan penelitian kualitatif
dalam Bidang BAhasa dan Sastra. Malang
: HISKI Komisariat Malang dan YA 3.
Rujukan dari Artikel dalam buku Kumpulan Artikel (Ada
Editornya)
Nama pengarang artikel ditulis di depan diikuti
dengan tahun penerbitan. Judul Artikel ditulis tegak (tidak miring). Nama
editor ditulis seperti menulis nama biasa, diberi keterangan (Ed.) bila hanya
satu editor, dan (Eds.) bila lebih dari satu editor. Judul buku kumpulannya
ditulis dengan huruf miring, dan
nomor halamannya disebutkan dalam kurung.
Contoh :
Hartley,
J. T. Harker, J. O. & Walsh, D.A. 1980. Contemporary
Issues and New Directins in Adult Development of Learnning and Memory.
Dalam L. W. Poon (Ed.), Aging in the
1980s: Psychological Issues (hlm.239-252). Washington , D.C. :
American Psychological Assosiation.
Hasan,
M. Z. 1990. Karakteristik penelitian Kualitatif. Dalam Aminuddin (Ed.), Pengembangan penelitian Kualitatif dalam
bidang Bahasa dan Sastra (hlm. 12-25). Malang : HISKI Komisariat Malangf dan YA3.
Rujukan
dari Artikel dalam Jurnal
Nama penulis ditulis paling depan
diikuti dengan tahun dan judul artikel yang ditulis dengan cetak tegak, dan
huruf besar pada tiap awal kata. Nama jurnal ditulis dengan cetak miring dan
huruf awal setiap katanya ditulis dengan huruf besar kecuali kata hubung.
BAgian akhir berturut–turut ditulis jurnal tahun ke berapa, nomor berapa (dalam
kurung), dan nomor halaman dari artikel tersebut.
Contoh:
Hanafi, A. 1989. Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan
Pengadopsian Inovasi. Forum
penelitian, I (1): 33-47
Rujukan dari Artikel dalam Majalah atau Koran
Nama Pengarang ditulis paling depan, diikuti oleh
tanggal, bulan dan tahun (jika ada). Judul artikel ditulis tegak (tidak
miring), dan huruf besar pada setiap huruf awal kata, kecuali kata hubung. Nama
majalah ditulis dengan huruf pertama setiap kata, dan dicetak miring. Nomor
halaman disebut pada bagian akhir.
Contoh
:
Gardner, H. 1981. Do Babies Sing a Universal Song? Psychology Today hlm.70-76.
Suryadarma, S. V. C. 1990. Prosesor
dan Interface: Komunikasi Data. Info
Komputer, IV (4):46-48.
Huda, M. 13 November, 1991. Menyiasati
Krisis Listrik Musim Kering. Jawa Pos,
hlm. 6.
Rujukan dari Koran Tanpa Penulis
Nama
koran ditulis sebagai awal. Tahun, tanggal, dan bulan ditulis setelah nama
koran, kemuadian judul ditulis dengan huruf besar-kecil dicetak miring dan diikuti dengan nomor halaman.
Contoh:
Jawa Pos. 1995, 22 April. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri. hlm. 3.
Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang Diterbitkan
oleh suatu Penerbit Tanpa Penagrang dan Tanpa Lembaga
Judul atau nama dokumen ditulis dibagian awal dengan
cetak miring,diikuti tahun penerbitan dokumen, kota penerbit dan nama penerbit.
Contoh :
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta:
Diperanyak oleh PT Armas Duta Jaya.
Rujukan dari Lembaga Yang Ditulis Atas Nama Lembaga
Tersebut
Nama
lembaga penanggung jawab langsung
ditulis paling depan, diikuti tahun, judul karangan, nama tempat penerbitan, dan
nama lembaga tertinggi yang bertanggung jawab atas penerbitan karangan
tersebut.
Contoh :
Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Jakarta:
Departemen Pendididkan dan Kebudayaan.
Rujukan Berupa Karya Terjemahan
Nama
pengarang asli ditulis paling depan,diikuti tahun penerbitan karya asli, judul
terjemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama
penerbit terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis
dengan kata Tanpa tahun,
Contoh :
Ary, D., Jacobs, L.C.& Razavieh, A. Tanpa Tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan
oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.
Rujukan Berupa Skripsi ,Tesis, atau Disertasi
Nama
penyusun ditulis paling depan, diikuti tahun yang tercantum pada sampul, judul
skripsi, tesisatau disertasi ditulis dengan garis bawah diikuti dengan
pernyataan skripsi, tesis, atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota tempat
perguruan tionggi, nama fakultas serta nama perguruan tinggi.
Contoh:
Pangaribuan, T. 1992. Perkembangan
Kompetensi Kewacanaan pembelajar Bahasa Inggris di LPTK. Disertasi tidak
diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana IKIP MALANG.
Rujukan Berupa Makalah yang Disajikan dalam Seminar, Penataran,
atau Lokakarya
Nama
penulis ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun. Judul makalah dituls
dengan cetak miring, kemudian diikuti pernyataan ”Makalah disajikan dalam....”, nama pertemuan, lembaga
penyelenggara, tempat penyelenggaraan, dan tanggal serta bulannya.
Contoh:
Huda, N.1991. Penelitian
Laporan Penelitian untuk Jurnal. Makalah
disajikan dalam Lokarkarya Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di
Malang Angkatan XIV, Pusat Penelitian
IKIP MALANG, Malang,12 Juli.
Rujukan dari Internet berupa Karya Individual
Nama
penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secar berturut-turut
oleh tahun, judul karya tersebut (cetak
miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (online), dan diakhiri dengan
alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di
antara tanda kurung.
Contoh
:
Hitchock,
S., Carr, L. & Hall, W. 1996. A Survey of
STM Online Journals, 1990-1995:
The Calm before the strom, (Online), (http:// journal.ecs. soton.
Ac.uk/survey/survey .html, diakses 12 juni 1996).
Rujukan
dari Internet berupa Artikel dari Jurnal
Nam penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak,
diikuti secara berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal (dicetak
miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (online), Volume dan nomor, dan
diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan
diakses, diantara tanda kurung.
Contoh :
Kumaidi.
1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu
Pendidikan, (Online), Jilid 5,No 4, (http://www.malang.ac.id,dikases
20 Januari 2000).
Rujukan dari Internet berupa Bahan Diskusi
Nama
penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut
oleh tanggal, bulan, tahun, topik bahan diskusi, nama bahan diskusi (dicetak
miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan
alamat e-mail sumber rujukan tersebut desertai dengan keterangan kapan diakses,
di antara tanda kurung.
Contoh:
Wilson,
D. 20 November 1995 .
Summary of Citing internet Sites. NETTRAIN
Discusions List, (Online), (NETRAIN
@ubvm. Cc. buffalo. edu, dikases 22 November 1995 ).
Rujukan dari Internet berupa E-mail Pribadi
Nama
pengirim (jika ada) dan disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail
pengirim), diikuti secarta berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik isi
bahan (dicetak miring), nama yang dikirimi desertai keterangan dalam kurung
(alamat e-mail yang dikirimi).
Contoh:
Davis,
A. (a. davis@uwts.edu.au), 10 Juni 1996. Learning to Use Web Authoring Tools. E-mail kepada Elison Hunter (huntea@usq. Edu.au).
Naga, Dali S. (ikip-jkt@indo.net.id). 1 Oktober
1997. Artikel untuk JIP. E-mail kepada Ali Saukah (jippsi@mlg.ywc.or.id).